Hai semua kali ini Kusuma akan bagi cerpen karya Kusuma sendiri, namun ceritanya tidak nyata. Cerpen ini berjudul Oh Galileo, mendengar kata Galileo pasti pikiran kalian langsung mengarah ke sains ya? cerpen ini gak bahas tentang sains kok, penasaran?? langsung baca saja :)
Oh Galileo
Dalam sudut yang sepi, pada saat
yang sama, didalam ruang kelas yang ditembusi cahaya matahari melalui kaca
jendela, Gamaliel duduk terdiam dibangkunya. Dilihatnya gadis yang duduk
diurutan bangku paling belakang, bernama Veranda. Gamaliel menoleh sebentar dan
kembali menggerutkan wajahnya. Remaja laki-laki SMA lain setahun dibawah ini
(SMP), amat sangatlah canggung apabila terlalu lama memandang Veranda.
Gamaliel yang memiliki hobi futsal
ini, sangatlah piawai dalam bermain bola. Dalam seminggu, ia biasa bermain
futsal satu sampai dua kali bersama teman-temannya. Gamaliel memiliki sahabat
dekat bernama Nelwan. Mereka teman satu SMP dan memiliki hobi yang sama pula,
yakni futsal. Walau mereka bukan teman satu kelas, namun mereka selalu bersama
terlebih saat jam istirahat. Saat Nelwan kesulitan dalam mengerjakan tugas,
Gamaliel-pun membantu, dan begitu pula sebaliknya.
Saat alunan waktu semakin mendekati
hari ujian nasional. Gamaliel dan Nelwan selalu belajar bersama. Kedua remaja
sejawat itu saling memberi motivasi dan saling mendo’akan agar dapat bersekolah
di SMA yang sama dan tentunya SMA favorit. “Patah kepala bertongkat paruh,
patah paruh bertelekan”, yang berarti orang yang tidak pernah putus asa,
merupakan kalimat yang pantas bagi Gamaliel. Gamaliel selalu giat belajar baik
didalam kelas walaupun saat jam istirahat. Ia juga taat dan selalu khusyuk
dalam beribadah.
Tiga bulan kemudian setelah laporan
ujian nasional diumumkan, Gamaliel pun bersyukur atas kelulusannya. Hatinya
menangis bahagia tak kala mengetahui bahwa ia lulus. Dalam ujian nasional ini,
sekolah Gamaliel lulus 100%. Gamaliel dan Nelwan sama sama lulus dengan nilai
memuaskan. Namun rasa bahagia itu tak berlangsung lama setelah Gamaliel
mengetahui bahwa Veranda beserta seluruh keluarganya akan pindah ke luar kota.
Veranda akan melanjutkan sekolah lanjutannya disana. Hatinya terlunta-lunta
amat dalam, namun apa daya ketika tangan tak sampai untuk melarang kepergian
Veranda.
Hari wasana warsa adalah hari
terakhir Veranda berada di kota itu. Gamaliel-pun memberanikan diri untuk
mengucapkan kata perpisahan. “Selamat tinggal Veranda.”, itulah kalimat yang
dituliskan Gamaliel dalam pesan singkatnya. Rahangnya yang tegas membuat senyum yang melengkung tipis dari wajah Gamaliel kepada Veranda tampak sempurna dipandang. Veranda-pun pindah kota dan tak pernah
bertemu dengan Gamaliel lagi.
Satu bulan setelah kepindahan
Veranda, Gamaliel duduk ditepian kolam di taman kota. Ia teringat pada Galileo
Galilei, seorang ilmuan asal Italia yang menemukan teori benda jatuh bebas.
Apabila dua benda dengan massa berbeda jatuh pada ketinggian yang sama, maka
kedua benda itu akan menyetuh tanah pada waktu yang sama pula. Gamaliel-pun
mengambil batu dan pecahan bata. Kedua benda itu akan ia jatuh kan kedalam kolam
dengan ketinggian yang sama. Sebelum kedua benda dijatuhkan, Gamaliel berdoa
agar kelak dapat bertemu dengan Veranda. Batu dan pecahan bata itu akhirnya
dijatuhkannya, kedua benda itu menyentuh dasar kolam pada waktu yang sama, itu
berarti teori Galileo benar terjadi, dan Gamaliel meyakini bahwa kelak
pertemuan dengan Veranda itu juga benar terjadi.
Sekian cerpen nya, Wassalamualaikum wr.wb